내 마음의열쇠

Trip to Jogja (Day 1)

Setelah selama 2 bulan menunggu sejak aku berhasil mendapatkan tiket promo Jakarta-Jogja yang cuma 399.000 rupiah untuk roundtrip, akhirnya, Jogja …. I’m coming … lalalalala…. (walaupun waktu pemakaian tensesnya salah, gapapa ya pembaca 😉 )

Sayangnya kegembiraanku sedikit berkurang ketika aku menyadari ada yang ga pas dengan jadwal di tiketku. Aku perhatikan lagi… OLALA!!!  penerbangan ke Jogja jam 6 pagi!!!  Aku lupa kalau aku akan mengadakan perjalanan ke DIY, propinsi yang untuk sampai ke ibukotanya hanya butuh 1 jam dengan pesawat. Kalau check-in harus 1 jam sebelumnya, itu artinya aku harus berangkat dari rumah jam 4 SUBUH!! jreng..jreng.. Cita-citaku untuk ga disuruh mengeluarkan uang 140.000 sama abang taksi pupus sudah :(( (pengennya sih naik bus bandara Soe-Hatt yang cuma 25 reboan). Di bandara, aku masih harus melepas uang biru warisan pahlawan Bali gara-gara supir taksi yang pertama mengantarku ke terminal yang salah. “Aduh… si bapak. Saya kan sudah bilang kalau mau ke Jogja, bukan ke luar negeri. Kok dianter ke terminal 2?” dalam hati setelah sadar pak supir  ga lagi di dekatku. (hari gene supir taksi ga tahu kalau penerbangan domestik Air Asia ada di terminal 3.)

Setibanya di bandara Adi Sucipto, lagi-lagi aku harus berurusan dengan taksi dan urusan ini lagi-lagi membuatku harus mengeluarkan sejumlah uang yang seharusnya tidak terpakai terlalu banyak. Seorang supir taksi menghampiriku dan menawarkan jasanya. Aku sudah heran ketika supir itu memintaku untuk mendatangi sebuah counter dan membayar 60.000 setelah aku menyebutkan tujuanku. Loh?? kok belum sampai sudah bayar? Setelah bapak yang mengatakan dirinya supir taksi itu membawa mobilnya ke depan mataku, tahulah aku kalau ini bukan taksi meteran berplat kuning melainkan mobil pribadi berplat hitam yang berlabel taksi. Baru aja tiba di Jogja, sudah dilayani dengan Avanza. not bad ….. 😀

Tiba di Depok Sport Center (nama Depok bukan cuma milik propinsi Jawa Barat ternyata), tempat aku janjian bertemu dengan mba Lely dan mba Zah, aku deg-degan. Padahal baru seminggu sejak aku meninggalkan Thailand dan kawan-kawan di sana, termasuk mba Zah. Di hari Minggu itu, aku masih excited, sepertinya sudah begitu lama tidak bertemu dengan keduanya. Masih jarak agak jauh pun, mata minus pun pengecualian. Aku bisa langsung mengenali mba Lely dan mba Zah … (curcol.com) 😛

Sambil menunggu putra dan putri mba Lely berenang, kami bertiga sarapan lontong sayur tidak jauh dari sport center. Pukul sembilan lebih-lebih dikit, mengikuti ide mba Zah yang ingin wisata kuliner dan ide itu ujung-ujungnya justru menelepon pak Hamam, Maestro Kuliner. Sayangnya, 2 makanan yang disebut mba Zah, aku sudah lupa sama sekali. Karena pada akhirnya kami memutuskan menghubungi pak Hamam: “ayo kita ke Bantul”

Gudeg Manggar …. makanan yang mengenyangkan, murah meriah lagi. Pesan 6 porsi (5 pakai ayam, 1 pakai telur), plus minum (teh manis, es teh, es jeruk) cuma 49.000 RUPIAH!!! kurang dari 200 BAHT, sodara-sodara!! :)) Warung gudeg yang kami kunjungi ini adalah bisnis milik Bu Jumilan yang menancapkan kaki-kaki bangunan warungnya di Dusun Mangiran, Bantul. Great thanks untuk bu Jumilan dengan sajian bunga pohon kelapa dalam olahan gudegnya.

Kami sempat pulang ke rumah mba Lely sebelum melanjutkan agenda trip ke ANGKRINGAN dekat stasiun Tugu dan ALUN-ALUN KIDUL. Thanks to Fikri, Seno, mas Dhoni yang buat aku penasaran dengan KOPI JOSS. Tapi ada yang beda antara cerita 3 kawan ini dengan TKP. Menurut cerita, kopi ini, yang dicemplungkan arang membara ke dalamnya, tidak disajikan barengan arangnya. Lah!! ini arang cemplungan masih mengapung, gelas berisi kopi sudah bergeser ke depanku hohoho.. HOWEVER, no problemo … pembaca!! si kopi tidak mengalami perubahan rasa, tetep dengan sensasi kopi panas yang manis dan tidak kental. Ditemani ngobrol oleh mba Zah, kopi joss juga dapat pendamping nasi kucing dan cadah.

Perjalanan dengan sepeda mesin mba Lely kami berlanjut ke Alun-Alun Kidul. Sempat bermain tutup mata, mencoba berjalan lurus melewati jalan di antara 2 pohon beringin yang dipagari tembok putih, permainan yang buat orang penasaran. Tapi yang paling menyenangkan adalah saat melihat orang lain yang matanya tertutup perlahan-lahan jalan menyerong.. hahaha.. ANDA GAGAL… (aku yakin mba Zah juga senyum-senyum waktu aku mulai belok, seperti aku yang juga senyum-senyum ketika anda berbelok 90 derajat :))

Malioboro masih seperti 3 tahun lalu, RAME …..

Kesan hari pertama, penghuni tanah Jogja hobi nongkrong beramai-ramai. Jarak 2-3 meter, eh ketemu lagi tongkrongan kedua…ketiga…keempat … dst

Single Post Navigation

4 thoughts on “Trip to Jogja (Day 1)

  1. Wew pada reunian di Jogja 🙂

    • wew…baru tak balas ini. dibilang ngumpul ga juga sih. cuma aku, mba lely, dan mba zah. oya, ada pak hamam juga. btw, mas ery berdiam di mana sekarang. jepang kah??

  2. nanti kalau ke yogya mampir lagi ya laoshi ke UGM

Leave a comment